Search
Artikel Terbaru
- Selamat Memperingati ISRA MI'RAJ 1439 H
- Tadabbur Alam ke Kebun Raya Bogor untuk mensyukuri karunia Allah SWT, 7 April 2018
- Persiapan Ramadhan SMART
- PeciMas (Pecinta Masjid)
- Belajar Taat
- Perenungan Diri bagi Orang Islam
- “Kebahagiaan Dalam Islam” oleh Bima Himawan : Khutbah Sholat Jum’at Bersama (SJB) ke-89, 23 Maret 2018
- Dakwah di Medsos
- Doa Husnul Khotimah
- Sambut Jum’at dengan Semangat !
- Ketika Karyawan Belajar Mengaji pada Jam Istirahat
- Sujud Syukur Mohamed Salah
- Sunnah Nabi pada Musim Hujan
- Persiapan Progam QIRSA 2018
- Selamat Hari Hijab Sedunia
- Memperingati Maulid Nabi 1439 H
- Selamat Tahun Baru Islam 1439 Hijriah
- Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H
- Terimakasih pada Donatur Shadaqah Ramadhan 1438 H
- Khutbah Shalat Jum'at Bersama : "Ramadhan Bersyukur" pada 16 Juni 2017 oleh Pandji Kiansantang
- Pelaksanaan Rangkaian Kegiatan "Ramadhan Bersyukur" 1438 H
- Poster Rangkaian Acara "Ramadhan Bersyukur 1438 H"
- Marhaban ya Ramadhan 1438 H
- Puisi Nasihat Kematian
- "Pengamalan makna Zikir dalam Kehidupan rumah tangga"
- Isra Mi'raj "Hari Raya Shalat"
- Pesan Dakwah dalam Merchandise Ceramah Umum Dr. Zakir Naik
- Semua muslim - termasuk kita - adalah pendakwah
Artikel Popular
- MEMAHAMI MAKNA SURAT YASIN
- Rahasia keajaiban Allah di balik telapak tangan
- Ramadhan ala Rasulullah
- Doa harian Puasa
- HIKMAH ISRA MI’RAJ BAGI KITA
- Hikmah Mengangkat Tangan dalam berdoa
- Ramadhan ala Rasulullah
- NASIHAT BULAN RAMADHAN
- Menggunakan Siwak Di Bulan Ramadhan
- 'Malaikat' di Bandara Casablanca
- Puasa Ramadhan Banyak Diteliti Ilmuwan
- Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan
- PENGUMUMAN SHARING KISAH RAMADHAN
- Shalat Tarawih
- PERINGATAN ISRA MI’RAJ & “SHALAT JUM’AT BERSAMA” KARYAWAN SUMMARECON
- Adab dan Faidah Puasa
- Hadits-Hadits Dhaif Yang Tersebar Seputar Bulan Ramadhan
- Kekeliruan Umum Selama Ramadhan
- Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan“
- Metafisika Puasa : Taklukan Sinar Iblis
- Bukti Kebenaran Al-Quran
- Al-Qur’an merupakan sumber hukum dalam Islam
- Ramadhan ala Rasulullah
- Metafisika Puasa : Taklukan Sinar Iblis
- Menggunakan Siwak Di Bulan Ramadhan
- Ramadhan ala Rasulullah
- Keajaiban Akal Fikiran
- Pengaruh Doa Terhadap Kesembuhan
- Doa Di Bulan Pusaa
- Sejarah Islam di Indonesia : DAFTAR PUSTAKA
Created by :
Pandji Kiansantang
Since 5 August 2010
Website :
PandjiKiansantang.Com
Email :
PandjiKiansantang@gmail.com
Twitter :
@inspirasipanji
Other Websites
>> PandjiKiansantang.com <<
WebsiteTulisan Inspirasi
Pandji Kiansantang
>> Proklamasi1945.com <<
Segala hal tentang Proklamasi
Kemerdekaan dan Revolusi
Indonesia 1945-1950
Ramadhan ala Rasulullah |
![]() |
![]() |
![]() |
Puasa - Puasa Wajib | |||
Written by Yusep Iskandar | |||
Friday, 13 August 2010 07:45 | |||
Rasulullah SAW adalah suri teladan. Bukan hanya teladan utama dari sisi perilakunya, namun juga dari tata cara ibadahnya. Karena itu, tidak akan tersesat jika ibadah kita dilakukan seperti Rasulullah beribadah. Bukan hanya pada tata cara sholat, namun tata cara ibadah lain pun kita harus merujuk pada apa yang dilakukan Rasulullah SAW. Bagaimana Rasulullah melewati Bulan Suci Ramadhan? Menurut ulama asal bandung, KH Miftah Faridl, menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa mengumpulkan para sahabatnya. Rasul kemudian menyampaikan kepada mereka hikmah dan keutamaan Ramadhan dan puasa yang dilakukan umat Islam. Jadi lewat hal yang selalu berulang setiap tahun ini, rasul memberikan pembelajaran dan pemahaman ilmu dan mental kepada para sahabatnya. Apa yang dilakukan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya memiliki makna betapa pentingnya mempersiapkan diri dengan ilmu dan mental dalam menghadapi bulan penuh hikmah ini. Pakar hadis KH Ali Mustafa Yakub MA mengingatkan pentingnya meniru cara Rasul SAW melewati bukan suci Ramadhan, agar kemurnian ajarannya tetap terjaga. "Jangan melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran rasul dan jangan terjebak pada hadis palsu yang merusak ibadah puasa kita,'' ingatnya. Salah satu hal yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW, menurut Imam Besar Masjid Istiqlal ini, adalah dengan membagi bulan Ramadhan menjadi tiga fase. Menurutnya, tidak ada hadis shahih yang menyatakan Ramadhan terbagi tiga menjadi sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua, dan sepuluh hari ketiga. Kalaupun ada, katanya, berdasarkan hadis riwayat Bukhari yang dikisahkan Siti Aisyah RA, Rasulullah membagi Ramadhan menjadi dua fase. Yaitu dua puluh hari pertama dan sepuluh hari terakhir, dimana Rasulullah SAW menggenjot tingkat ibadahnya menjelang penghabisan bulan mulia ini. Menurut KH Ali Mustafa Yaqub, ibadah rasul di dua puluh hari pertama, dilakukan secara intensif. Pada sepuluh hari terakhir, Rasulullah akan "tancap gas" dalam beribadah. ''Apa yang ditunjukkan Rasulullah ini berbeda dengan apa yang dilakukan kebanyakan orang Indonesia yang justru semangat di awal tapi melempem di akhir Ramadhan,'' katanya. Senada dengan Ali, Miftah Faridl yang merupakan Ketua MUI Kota Bandung ini meminta masyarakat agar tidak terpengaruh terhadap konsep pemilahan ini. ''Karena hadisnya sendiri tidak kuat,'' katanya. Menurutnya, nilai bulan Ramadhan itu sejak awal hingga akhir pelaksanaannya sama semua, tidak dipilah berdasar 10 hari pertama, kedua, dan ketiga. ''Sama-sama mulia, berpahala tinggi, dan ajang mencari rahmat serta pengampunan dari Allah SWT,'' lanjutnya. Meski begitu, Miftah mengakui di sepuluh hari terakhir ini memang dianjurkan untuk meningkatkan ibadah. ''Ini memang momen istimewa, karena selain menjelang penghabisan bulan ramadhan, di sepuluh hari terakhir juga ada peristiwa Lailatul Qadar yang amalan pahalanya bagi mereka yang beribadah akan sangat luar biasa,'' jelasnya. Apa yang dilakukan Rasulullah pada sepuluh hari terakhir? Menurut Ali, yang patut kita contoh dari ibadah rasul adalah bahwa di sepuluh hari terakhir adalah menghidupkan setiap malamnya dengan qiyamul lail (shalat malam). Rasulullah SAW juga membangunkan keluarganya untuk beribadah di masjid dengan melakukan iktikaf. ''Satu hal lagi, di sepuluh hari terakhir, Rasulullah SAW juga berpuasa dari mengumpuli istri-istrinya,'' jelas Ali. Tradisi lainnya yang dinilai kedua ulama ini bertentangan dengan sunah rasul adalah tradisi ziarah kubur dan juga tradisi bersih-bersih. ''Rasul tidak pernah mengajarkan keduanya,'' ujar kedua ulama ini sepakat. Dalam hal bersih-bersih, menurut Ali, adalah kewajiban Muslim setiap harinya, tanpa harus menunggu bulan Ramadhan datang. ''Kebersihan itu kan sebagian dari iman, karena itu sudah jadi kewajiban kita untuk menjaga kebersihan diri tanpa harus menantikan bulan Ramadhan,'' katanya. Sebagian kalangan ada yang berpendapat bahwa tidur di bulan Ramadhan bernilai ibadah. Namun apakah faktanya demikian? Karena pada akhirnya gurauan yang timbul di masyarakat adalah jika tidur bernilai ibadah, maka tak ada salahnya menghabiskan bulan Ramadhan dengan tidur. Baik Ali dan juga Miftah menyatakan bahwa hadis tersebut tidak benar. ''Mungkin perumpamaannya lebih tepat seperti ini, bahwa daripada melakukan maksiat lebih baik tidur saja,'' ujar Ali. Rasulullah, kata Ali, tetap produktif selama bulan Ramadhan. Bahkan, pasukan Muslim pernah melakukan perang akbar di bulan ini. Rasulullah juga mengurangi waktu tidurnya yang memang sangat sedikit itu untuk memperbanyak ibadah. Bagaimana dengan Anda? n uli Beginilah Rasulullah Berpuasa…* Berniat untuk berpuasa sejak malam. "Diriwayatkan dari Hafshah, ia berkata, Telah bersabda Nabi SAW, barang siapa yang tidak berniat untuk puasa (Ramadhan sejak malam, maka tak ada puasa baginya." (HR Abu Daud). * Rasul mengawalinya dengan makan sahur yang diakhirkan, dan menyegerakan berbuka puasa. Rasul SAW selalu berhenti makan sebelum perutnya kenyang. * Apabila memasuki sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, Beliau benar-benar menghidupkan malam untuk beribadah dan membangunkan istrinya untuk turut beribadah bersamanya. Rasulullah juga mengencangkan ikatan kainnya (tidak mengumpuli istrinya) selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan). * Memperbanyak ibadah selama bulan Ramadhan. Juga memperbanyak sedekah kepada sesama. Rasulullah SAW yang dikenal sangat dermawan, namun Beliau semakin dermawan lagi di saat bulan Ramadhan, terutama terhadap anak-anak yatim dan fakir miskin. Tidak mengada-ada, sangat sederhana. Bila kini kita berbuka puasa dengan meja makan penuh sesak oleh makanan, Rasulullah menyegerakan berbuka dengan sesuatu yang manis, semisal sebutir kurma. Kalau tidak ada kurma basah, maka dengan kurma kering. Kalau keduanya tidak ada, maka dengan meneguk beberapa teguk air. (tri/RioL)
|
|||
Last Updated on Friday, 13 August 2010 07:47 |
Who's Online
We have 10 guests onlineVisitors Counter






![]() | Today | 295 |
![]() | Yesterday | 993 |
![]() | This week | 5327 |
![]() | Last week | 5804 |
![]() | This month | 16148 |
![]() | Last month | 15733 |
![]() | All days | 635961 |
Your IP: 54.81.166.196
,
Today: Apr 21, 2018
Tips Islami
TIPS CARA MENGHAFAL NAMA-NAMA BULAN
DALAM PENANGGALAN ISLAM :
Berdasarkan kata-kunci SUKU-KATA
dari Awal huruf nama bulan
(* untuk memudahkan,
hafalkan suku-kata per 2 bulan) :
Mu Sho, Rob-Rob, Jum-Jum,
Ro Sya, Rom Sya & Zul Zul
--» MUharrom SHOfar;
ROBiul awal -ROBi`ul akhir;
JUMadil awal - JUMadil akhir;
ROjab SYA`ban; ROMadhon SYAwal
& ZULqoidah ZULhijjah
@ Mudah kan?
»» Yuk Kita Hafalin (selagi kena
macet di jalan) dan
Diamalin (ajarkan teknik
hafalan ini kepada anak,
keluarga & teman2
sebagai da'wah) !